Aku tau apa tentang manusia berkemeja di belakangku ini? Disini di
tempat ini, selalu. Tak ada yang berbeda dari tahun ke tahun. Tak ada
cerita berbeda yang akan tercipta. Denting-denting pergantian tahun
terasa sangat-sangat hampa. Entahlah. Tapi, ku pikir ada atau tak adanya
kau pasti sama saja. Bolehkah aku merasa bosan, Tuhan?
Tiupan terompet dan ledakan indah petasan di malam itu (tahun lalu).
Aku ingat sekali. Kau ucapkan kata-kata dan doa untuk kita. Sayangnya,
kita hanya berteman. Tak bisa ku panjatkan doa yang berlebihan. Aku
malu. Tahu diri, aku ini siapa? Tak mungkin.
Dengan bangga kau ceritakan rencanamu. Tahun ini kau rayakan malam di
mana kita meninggalkan segala penat dan apa-apa yang terlukis di tahun
lalu bersamanya. Kau lupa. Kau punya ‘teman’ yang setia melewati malam
pergantian denganmu. Kau bagai dihanyut ombak. Hilang. Iya. Kau hilang.
Tuhan, bolehkan aku memarahi dan mencubit nya?
Sedang apa kau disana (nanti)? Mungkinkah kau lebih bahagia
dengannya? Mungkinkah malammu terasa lebih berbeda? Apa kau menemukan
apa yang selama ini kau cari? Selamat ya. Tunggu-tunggu kenapa aku
merasa bodoh?
Tuhan, aku mohon. Semua yang terjadi di bumi ini atas kehendak-Mu.
Sehelai rambut jatuh pun atas kehendak-Mu. Tolong aku, tolong aku Tuhan.
Hapuskan rasa bodoh ini, aku merasa semakin tidak tahu diri. Aku tak
boleh egois. Dia, temanku.. Beri dia yang terbaik untuk semua yang akan
terjadi di kehidupannya. Bukan. Aku tak ingin melupakannya. Dia temanku
bukan seseorang yang memiliki peran di hatiku.
Tiga hari lagi bisakah kuucapkan “Selamat Tahun Baru 2014… Tuan” ?
dan kita sama-sama mengadahkan dua tangan dan berdoa. Kita berpelukan,
tanpa kita sadari ada air yang menetes dari pelupuk mata ini.. Selamat
Tuan.. Semoga kau tidak lebih jauh daripada ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar